Komisi IX: Perlu Kerja Keras Bersama Tangani Stunting di Papua Selatan
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena (tengah) saat memimpin Kunjungan Kerja (Kunker) Reses Komisi IX di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Jumat (17/02/2023). Foto: Singgih/nr
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena tegaskan bahwa kerja keras penanganan stunting di Provinsi Papua Selatan harus dilakukan secara bersama oleh semua pihak. Dengan kata lain, tidak bisa dibebankan pada satu-dua pihak saja, yaitu Kemenkes dan BKKBN. Oleh karena, dengan kerja sama semua pihak, maka penanganan stunting di Papua Selatan akan lebih mudah dilakukan.
“Kalau melihat dari atensi beberapa pihak di (Papua Selatan) ini, terutama dari TNI, Polri, Pemda, sektor swasta maka teman-teman di Kemenkes dan BKKBN akan lebih terbantu dalam penanganan stunting di Papua Selatan ini, dengan memperkuat berbagai lini,” ujar Melkiades dalam Kunjungan Kerja (Kunker) Reses Komisi IX di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Jumat (17/02/2023).
“Saya yakin walaupun angka (stunting) masih tinggi di Papua Selatan, dengan kerja keras semua pihak mudah-mudahan ini bisa dikurangi dengan optimal sampai dengan angka 14 persen di ujung pemerintahan Pak Jokowi. Fasilitas dan segala sumber daya tentang penanganan stunting perlu segera dihadirkan ke daerah seluruh kabupaten di wilayah Papua Selatan terutama di level provinsi,” ujar Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Merujuk data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) bahwa angka stunting di Papua naik, dari 29,5 menjadi 34,6 persen (5,1 poin). Oleh karena itu, perlu adanya sinergi dan kerja keras bersama dengan semua pihak dalam menurunkan angka stunting di Papua ini. Karena itu, tegasnya, Komisi IX DPR dengan fungsi dan tugasnya akan terus melakukan pengawasan terhadap penanganan stunting ini.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi sampaikan bahwa melihat kondisi geografis di Papua Selatan yang masih banyak lokasi yang sulit dijangkau, maka perlu kerja sama semua pihak untuk terus melakukan sosialisasi, terutama dalam memberikan asupan gizi. “Penanganan stunting ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan kearifan lokal, yang mana di beberapa daerah sudah berhasil. Salah satunya dengan memanfaatkan tanaman kelor, ini inovatif, irit tapi insyaallah berhasil,” tegasnya. (skr/rdn)